Proyek China di Indonesia Harus Libatkan Banyak Pekerja Lokal

Rabu, 18 April 2018 - 18:33 WIB
Proyek China di Indonesia Harus Libatkan Banyak Pekerja Lokal
Proyek China di Indonesia Harus Libatkan Banyak Pekerja Lokal
A A A
JAKARTA - Sejumlah proyek yang melibatkan investasi dari China di Indonesia harus banyak melibatkan pekerja lokal. Pekerja dari China yang didatangkan ke Indonesia diharapkan memiliki klasifikasi khusus yang kemampuannya tidak dimiliki pekerja Indonesia.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menekankan serbuan tenaga kerja asing ke Indonesia jangan sampai menggerus lapangan kerja dalam negeri. “Kita sangat senang investasi China banyak berinvestasi di Indonesia. Tetapi, jangan sampai investasi China di Indonesia justru merugikan tenaga kerja dalam negeri. Para pekerja lokal seolah tersingkir oleh pekerja asing,” kata Bamsoet saat menerima Duta Besar RRT untuk Indonesia Xiao Qian di ruang kerja Ketua DPR, Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Pertemuan antara Bamsoet dan Duta Besar China tersebut turut dihadiri Wakil Ketua DPR Utut Adianto, Wakil Ketua Komisi I DPR Satya Widya Yudha dan Asril Tanjung serta anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni. Dari Kedubes China hadir Kepala Bagian Politik Wang Shikun, Atase bidang Politik Zhu Yarong, serta penasehat bidang politik Xu Hangtian.

Bamsoet mengemukakan, saat ini banyak pekerja asal China bekerja diberbagai bidang. Mulai dari buruh, pekerja infrastruktur hingga pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik lain-lainnya. Padahal, di sektor itu masih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan pekerjaan.

“Proyek-proyek China di Indonesia harus bisa banyak menyerap tenaga kerja Indonesia. Boleh saja, mendatangkan pekerja dari China, tetapi dengan klasifikasi khusus yang kemampuannya tidak dimiliki pekerja Indonesia,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama mantan Ketua Komisi III ini berharap hubungan kerja sama antara Indonesia dan China terus meningkat di berbagai sektor. Kualitas hubungan yang seimbang dan saling menghormati antara kedua negara harus terus dikembangkan.

“Indonesia dan China merupakan dua negara besar di dunia. Hubungan yang ada tidak sebatas membahas hubungan bilateral saja, tetapi juga isu kawasan dan dunia. Saya senang hubungan bilateral antara Indonesia dan RRT terus membaik dari tahun ke tahun,” lanjutnya.

Di bidang ekonomi, hubungan Indonesia dan China terus meningkat. Nilai perdagangan antara Indonesia dan China pada 2017 mencapai USD63,358 miliar. Jumlah tersebut meningkat 17% dibanding 2016, yaitu USD47,59 miliar.

“Peningkatan nilai perdagangan ini membuktikan kedua negara memiliki hubungan yang berkelanjutan dalam kerjasama ekonomi. Perdagangan yang saling menguntungkan dan seimbang harus lebih kita tingkatkan lagi,” tuturnya.

Di bidang investasi, China masuk tiga besar negara yang memiliki invetasi tinggi di Indonesia. Nilai investasi China di Indonesia pada 2017 mencapai USD3,4 miliar dalam 1.977 proyek. Investasi tersebut naik dari tahun sebelumnya yakni sebesar USD2,66 miliar.

“Investasi China telah merambah keberbagai sektor. Antara lain, pertambangan, transportasi, konstruksi, real estate, perkebunan, pembangkit listrik dan pembangunan smelter nikel. Kita harapkan ke depan untuk peningkatan investasi bisa dilakukan dengan mensinergikan konsep pembangunan, seperti pembangunan poros maritim nasional,” paparnya.

Di bidang pariwisata jumlah turis dari China menempati peringkat pertama dengan jumlah lebih dari 2 juta orang pada 2017. Jumlah tersebut naik dari tahun 2016, sebanyak 1.304.760 orang.

“Kita senang angka wisatawan China yang berkunjung ke Indonesia lebih dari 2 juta orang pada tahun lalu. Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang indah dan eksotis. Kami harap pihak kedutaan besar China bisa terus mempromosikan Indonesia agar makin banyak wisatawan dari China yang berkunjung ke negara kami,” tandasnya.
(poe)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4035 seconds (0.1#10.140)